Tuesday 15 May 2018

Perubahan Perilaku Anak Usia Dini

Anak Usia Dini adalah masa dimana anak harus dibimbing, didampingi, dan diarahkan kepada hal-hal yang baik oleh orang tua saat di rumah maupun oleh guru PAUD atau TK saat di sekolah. Mereka hanya bisa menirukan apa yang ada didepanya. Oleh karena itu bagi orang tua harus berusaha semaksimal mungkin memberikan contoh yang terbaik untuk selalu membiasakan hal-hal yang baik sejak dini. Apabila anak-anak tidak dididik dengan baik sejak dini, maka akibat yang akan ditimbulkan oleh anak adalah masa-masa yang akan datang.

Sebagai contoh misalnya dilingkungan rumah dalam hal membuang sampah, apabila orang tua atau orang dewasa akan membuang sampah sekecil apapun sebaiknya buang pada tempatnya, apabila membuang sampah sembarangan di depan anak dikhawatirkan perilaku tersebut akan ditirui oleh anak, yang mengakibatkan perubahan perilaku si anak menjadi kurang disiplin.

Selain anak mendapatkan pendidikan di lingkungan keluarga, mereka juga perlu mendapatkan pendidikan di lingkungan sekolah, yaitu dengan memasukkan anak-anak ke PAUD maupun TK. Hal tersebut dikarenakan sejalan dengan kemajuan bangsa Indonesia, yang mana perkembangan sekolah Taman Kanak-kanak di Indonesia sangat pesat. Semuannya itu demi masa depan anak bangsa Indonesia ke depannya.

Sebuah contoh kasus anak yang kurang akan bimbingan dari orang tua dan kurangnya mendapatkan pendidikan sikap yang baik di sekolah adalah anak mulai berani membentak orang tua, marah marah bahkan sampai mengeluarkan kata-kata kotor yang sudah menjadikan kebiasaan mereka. Sebenarnya bukan mereka yang akan disalahkan, akan tetapi yang pertama kali disalahkan adalah orang tua. Apa sebabnya? Yang pertama karena kurangnya bimbingan serta pengawasan terhadap anak.

Apabila anak selalu dipantau setiap hari dan diarahkan kepada yang baik, maka anak tidak mungkin melakukan hal-hal tersebut. Seharusnya orang tua memberikan tauladan bagaimana menjadi anak yang baik. Kedua, penyebabnya adalah kurangnya kasih sayang dari orang tua, karena anak-anak sangat membutuhkan kasih sayang dari orang tuannya. Ketiga, biasannya penyebab dari anak mudah marah atau memberontak adalah karena melihat orang tuannya yang selalu bertengkar dihadapannya, sehingga perbuatan tersebut akan mudah ditiru oleh mereka. Selain itu, bisa jadi karena masalah perekonomian, sehingga orang tua kurang mengerti bagaiman cara mengasuh anak yang baik.

Sebagai orang tua hal-hal yang harus dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, antara lain: (1) Jangan terlalu memanjakan anak; (2) Memasukkan anak ke tempat pembelajaran agama atau TPQ, sehingga mengurangi pergaulan bebas anak terhadap teman yang kurang baik dan juga mendidik karakter yang islami; (3) Memberikan kasih sayang, misalnya selalu memeluk atau mencium anak ketika akan berangkat ke sekolah, dimana hal tersebut akan menenangkan hati mereka; (4) Memberikan nasehat pelan-pelan terhadap anak; (5) Awasi dengan siapa mereka bergaul, karena Rasulullah SAW pernah bersabda : "Seseorang bergantung pada agama temannya, maka hendaknya ia melihat dengan siapa ia berteman". Karena lingkungan sangat berpengaruh terhadap kepribadian anak, jika ia bergabung dengan anak yang suka berbicara kotor, maka dia juga akan seperti itu meskipun tidak secara langsung, (6) dan jangan lupa selalu mendoakan supaya anak-anaknya menjadi anak yang sholih dan sholihah.

Selain orang tua, guru PAUD ataupun guru TK juga harus selalu mengawasi bagaimana perkembangan anak didiknya. Karena penyebab dari anak menjadi bersikap tidak baik bukan hanya dari faktor lingkungan keluarga saja, melainkan juga karena lingkungan sekolah.

Apabila sikap-sikap anak tersebut tidak segera ditangani, maka akan menjadikan permasalahan/persoalan yang cukup serius dan menjadikan masalah yang besar apabila terus dilakukan oleh mereka.

Selain di lingkungan keluarga, di lingkungan sekolahpun anak juga sering berperilaku nakal. Apabila anak berbuat nakal atau onar didalam kelas, maka guru jangan langsung mengucapkan "dasar kamu anak nakal". Karena akan mengakibatkan anak menirukan pengucapan tersebut dan dengan begitu, pengucapan yang seperti itu menandakan bahwa para guru mendoakan sesuatu yang buruk kepada anak secara tidak langsung.

Oleh karena itu, sebagai orang tua maupun guru yang mengasuh disekolah, seharusnya berhati-hati dalam membimbing anak, baik dari segi moral maupun spiritual.


Terimakasih.

Semoga Bermanfaat!:)




sumber :https://www.kompasiana.com/kumil_laila/59c9b00abd57986db20f2b62/perubahan-perilaku-anak-usia-dini

Membangun Karakter Anak Usia Dini

Anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual.

Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional, agama dan moral.

Bagaimana cara membangun karakter anak sejak usia dini?
Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia (triangle relationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan YME (spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan/pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan positif. Untuk itu, Tumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya. Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ingat pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan spiritual dengan Tuhan YME terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial.

Usia dini merupakan masa kritisKonsisten bentukan karakter seseorang, penanaman moral melalui pendidikan karakter sedini mengkin kepada anak-anak adalah kunci utama membangun bangsa. Menurut para pakar penelitian anak dalam perkembangan otak manusia (neouroscience) apabila pada usia dini pada anak tidak diberi pendidikan, pengasuhan, stimulasi yang baik maka akan berpengaruh terhadap struktur perkembanagn otaknya, hal ini terjadi karena perkembangan otak amat pesat terjadi pada usia dibawah 7 tahun dimana 90 persen otak sudah terbentuk pada usia ini.

Karakter berasal dari kata yunani charassein yang berarti mengukir sehingga terbentuk suatu pola artinya memiliki karakter yang baik adalah tidak secara otomatis dimiliki setiap manusia begitu ia dilahirkan tetapi memerlukan proses panjang melalui pengasuhan dan pendidikan. Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter dapat terwujud jika anak tumbuh dilingkungan yang berkarakter, fitrah anak yang terlahir suci dapat dikembangakan secara optimal, ini memerlukan peran serta semua pihak keluarga, sekolah dan seluruh komponen yang ada dalam masyarakat contoh lembaga keagamaan, perkumpulan olah raga, komunitas bisnis dan lain-lain. Oleh karena itu pendidikan karakter disekolah terutama usia TK dan SD juga perlu dilakukan tentunya sesuai dengan tahap perkembangan umur anak.

Seperti yang telah dijelaskan diatas, karakter anak bisa dibentuk dan dibangun sejak usia dini, tidak peduli riwayat orang tua anak tersebut, jika anak dididik dan dibimbing dengan sangat baik maka sangat besar kemungkinan sifat dan sikap orang tua yang tidak patut ditiru dan diturunkan bisa dihilangkan dari anak. Dan berikut beberapa tips bagaimana membentuk karakter anak yang baik dan berkualitas:

Konsisten
Orang tua adalah orang pertama yang bertanggung jawab terhadap keadaan anak, begitu juga dalam membangun karakter anak. Orang tua memiliki peranan yang sang penting. Untuk itu dalam membangun dan membentuk karakter anak, orang tua juga harus memiliki perilaku yang baik, mulai dari cara berbicara sampai tingkah laku harus baik dan orang tua harus menerapkan semua itu dihadapan atau dibelakang anak dengan baik.

Berkelanjutan (Continue)
Dalam membangun dan membentuk karakter anak, orang tua tidak hanya menerapkan konsistensi anak dalam berperilaku yang hanya dilakukan pada waktu dan keadaan tertentu saja. Akan tetapi untuk menumbuhkan dan melekaktkan karakter ini kepada anak maka orang tua harus melakannya secara terus menerus, berkelanjutan dan berkesinambungan.

Tentunya dalam menerapkan ini dilakukan dengan cara membimbing yang baik, pola asuh yang benar dan pendidikan yang baik yang dilakukan sejak usia dini sampai usia dewasa. Dan proses ini juga harus disesuaikan dengan perubahan usia anak, semakin dewasa anak maka pembentukan karakter semakin bertambah namun jika karakter baik sudah tertanam sejak usia dini maka dengan sendirinya anak akan mengikuti karakter yang ada dalam dirinya tersebut

Konsekuen
Tidak selamanya apa yang diberikan orang tua kepada anak berjalan dengan baik, tentu ada hal-hal kencil yang bisa membuat kedua berada dalam satu argumen dan pertentangan. Untuk itu jika anak berbuat salah, maka orang tua harus tetap memberikan pelajaran kepada anak-anak, hal ini bertujuan untuk mengajarkan rasa tanggung jawab dan memahami tentang sebuah kesalahan dan hukuman.


Sumber :
https://www.kompasiana.com/kamiliakhusna/membangun-karakter-anak-usia-dini_5938af12d192738622546bf8